Selasa, 29 Mei 2012

Absurd Olshop [Not Recommended]

Rasanya gak tahan kalau gak nulis ini. Saya baru tahu bahwa di balik online shop berjudul F**sta Sy*****a , yang katanya The Baby Bottle Specialist, dan yang website-nya kelihatan sophisticated, ternyata founder-nya emosional!

Ceritanya saya ingin order beberapa barang. Email order pertama tidak dibalas, jadi saya re-email lagi, memastikan email itu diterima atau tidak. Saya bilang saya kirim email itu, karena add to cart tidak berfungsi. Karena email kedua tidak dibalas juga, akhirnya saya sms untuk minta respon. Dia balas dengan sms bahwa emailnya baru bisa dibuka lagi *kedengarannya sistem emailnya bermasalah?*. Email saya kemudian dibalas dengan memberikan informasi stock-nya.

Nah, saya balas lagi (email ketiga), meminta informasi tentang barang pengganti yang ditawarkan. Berhari-hari tidak dibalas. Karena butuh cepat, saya akhirnya pergi ke toko bayi offline dekat rumah untuk membeli beberapa barang yang tersedia. Lalu saya sms F**sta lagi untuk order sisanya.

Kurang lebih ini percakapannya.

---ooo---

Saya: Mbak, email saya kok belum dibalas? Jadinya saya mau order doidy cup dan sendok sassy. Yang laen sudah saya beli di offline, karena lg butuh cepat. Add to cart sudah oke belum?

F**sta: Udah lama bgt kali dibalesnya .. buktinya aku dah balas kan smsnya..

Saya: Sudah aku balas lagi nanya tentang boonware set. Email f****a kyknya bermasalah. Soalnya di emailku ada file-nya. Tiap hr aku mantengin inbox, nunggu balesan :-(

(cat: Saya bilang bermasalah, karena ketika menjawab email yang pertama, dia bilang emailnya baru bisa dibuka lagi)

F**sta:  Ga ada aku terima sis..

Saya menunggu. Pikir saya: jadi bisa order atau engga ya?

F**sta:   kalo udah aku terima, aku juga bales..

Saya menunggu lagi.

F**sta: Kalau udah bisa sms, kenapa musti email lg sis.. Kan buktinya aku balas smsnya.

Saya merasa suatu yang absurd, tiga sms datang, tapi belum jelas saya bisa order atau engga. Dan kenapa mengirim email dipersoalkan?


Saya: Kalo py bebi, apa aja di tgn itu yg dipegang. Yg ini hp jadul. Gak ada internetnya. Gak bs brosing brg2 di toko. Lg buka internet di laptop ya lsg add to cart ato email. Kok ngotot sih. Sy gak jd order. Gak nyaman.

F**sta:  Laaah, sis nyalahin saya dengan bilang email saya bermasalah.. Jelas. Saya bilang yg jujur. Saya jg gak nyaman dipersalahkan sama customer..tq

Saya: Intinya saya mau order *dalam hati, kenapa gak dilayanin aja sih dari awal*. Ya sudah kalo begitu. Saya yang salah. Kamu yang benar. Maaf, kalau saya salah. Saya hy ibu culun yg mantengin laptop n butuh olshop yg lebih berempati dan tidak emosional.

Diam. Tidak dibalas.

Saya: Ngomong2 web-nya perlu dirubah tuh mbak: get closer to customer, best service, communication system easier n faster, nyantumin email add pula. Add to cart aja gak berfungsi. Email gak boleh. Hrs sms. hahaha.

F**sta: Apalagi sis? Biar sis puas deh.. ketawain saya biar sis seneng..

Saya: mau saya tulis di blog. Belajar mengendalikan emosi mbak, kalau mau jadi leading olshop


F**sta: Oiya? (y) sippp deh blognya.. Siapa tau ada indikasi pencemaran nama baik? Hmmmm... Jadi saya mau minta link u/ blognya.. kan ceritanya saya pengunjung ke blognya sis, mau baca tulisannya ... Kali ini sy yg berkunjung...


Saya: cari aje ndirii

Malam berlalu. Esok paginya (30 May 2012), jam 05.00, saya dibangunkan dengan sms ancaman dari F**sta.

F**sta: Oo.. Ada yg ga berani toH.. Kita liat nanti.. Setelah saya temukan, akan tau hasilnya..

---ooo---

Rugi pulsa kalau ngeladenin lagi. Baru nemu absurd olshop seperti ini. Ternyata, selain emosional dan gak mau terima masukan, si F**sta ini ketakutan juga namanya tercoreng dan mengancam-ngancam OR she is just having her issue over life???


I REFUSE TO BE AFRAID. Who do you think you are???

Dan asal tahu ya mbak, saya mencantumkan signature alamat blog saya di bawah email yang saya kirim ke mbak. Ngapain nyari-nyari link lageeee mbaak? Hahahah. Jelas mbak tidak menyimak.

REFLEKSI dari kasus absurd olshop ini:

Toko bayi itu berjubel jumlahnya. Banyak dari mereka yang memberikan slow response, tapi para konsumen (termasuk saya) biasanya sangat maklum, ya kan? Kebanyakan pemilik baby-related olshop adalah perempuan (ibu) yang memiliki bayi dan toddler, tidak punya asisten rumah tangga dan banyak juga yang berkarir di kantor. Mereka ingin memperoleh pendapatan dari bisnis ini.

Kita (penjual dan pembeli) sama-sama tahu persis tentang langkanya waktu bagi seorang ibu, dan kita terbiasa untuk saling berempati dan saling tetap sopan.  Sebagai konsumen, saya termasuk orang yang sabar menunggu balasan pertanyaan dari olshop dan menerima keadaan bahwa banyak olshop tidak konfirmasi bila pembayaran sudah diterima, serta suka terlambat mengirimkan barang padahal sudah dibayar.  


*Cat: kalau tidak sabar, ngapain saya sms si F**sta lagi padahal responnya lambat? Saya bisa saja langsung beli di tempat lain. Tapi kan rasanya tidak enak, masak nanya-nanya doang terus ninggalin (hit and run)?*

Nah, olshop yg absurd, yang gagal berempati, kasar dan mengancam, ya memang seharusnya ditinggalkan saja :D

Obrolan Malam

Sejak Rei bergabung, acara ritual ngobrol di malam hari, sebelum bobo, agak sedikit berbeda. Malam-malam yang dingin di bawah AC, di dalam kelambu, kami ngobrol tanpa berpelukan dan bermesraan. Ini karenaaa? Rei bobo di tengah-tengah, memisahkan kami berdua :D. 

Sebagian obrolan.

Blog
Saya: Di blog-ku, aku menceritakan tentangmu, sayang. Mau lihat dulu, sebelum di-publish?
Addies: Itu blogmu, tulislah apa saja yang kau mau.
Saya: Ya iyalaaah. I have the authority over my blog. I’m just testing you.

Outstanding
Saya: What do you think about how I handle Rei?
Addies: Outstanding!
Saya: Am I a successful momma?
Addies: I said you are outstanding. What else higher than that?

Anugerah
Saya (mengelus Rei): Nak, kaulah anugerah terindah dalam hidup momma, bukan poppa.
Addies nyengir.
Saya:  Kaulah belahan jiwa momma, bukan poppa.
Addies senyam senyum.

Mati Gaya
Saya: Aku mati gaya, sayang. Kalau malem, Rei gak bisa bobo kalo gak nenen. Mulutnya harus nempel ke putingku. Aku tidak bisa baca buku, tidak bisa cek email, tidak bisa FB-an, tidak bisa nge-blog.
Addies: Rei akan ingat itu semua sayang. Dia akan selalu berterimakasih padamu.

*Dialog ini beberapa kali berulang, sampai Addies membelikan Android pad, sebelum ada komplain lagi tentang mati gaya. Sekarang saya bisa netek, sambil nge-net dan elus-elus Rei*

Andai aku poliandri
Sambil memikirkan tentang Aa Gym yang menikah lagi dengan Teh Ninit: enak banget ya bisa gonta ganti, poligami, monogami, poligami, monogami. So this is why this conversation started.

Saya: Bagaimana kalau aku poliandri sayang?
Addies melirik.
Saya: Aku sudah punya ahli IT, kamu, yang sangat membantuku kalau lagi benci teknologi. Aku ingin poliandri dengan dokter supaya kalau sakit bisa langsung diobati. Juga sama pilot yang bisa membawaku terbang gratis ke tempat-tempat yang belum kukunjungi. Dan dengan seniman, supaya ada yang menghibur ketika bersedih.
Addies: Kamu tidak memikirkan Rei? *jutek*. Aku akan pergi jauh, berduaan dengan Rei. Bye-bye
Saya:  Meninggalkanku? Ikuuuuutt.

Diam sebentar

Saya: Kalau perempuan poliandri, pasti kecaman lebih banyak datang padanya. Coba bandingkan dengan laki-laki yang poligami … blablabla…
Addies balik badan: zzzz….zzzz…. *bobo*


Apa harapanmu?
Saya: Apa harapanmu di tahun kedua pernikahan kita, sayang?
Addies: Cari gaji yang lebih gede.
Saya: Apa hubungannyaaaa? *berharap ngomongin percintaan dengan istrinya*
Addies: Untuk Rei, sayang.

Obrolan berlanjut di pagi hari setelah photo session.


Saya: Selamat hari ulangtahun pernikahan sayang. Apa harapanmu di tahun kedua ini?
Addies: Aku buru-buru sayang. Udah terlambat. Apa harapanku, lageee? *kebiasaan, gak bisa jawab pertanyaan sulit di timing yg mepet*

2nd Anniversary


Sudah dua tahun pernikahan ini. 

Eits, salah. Seharusnya ‘baru dua tahun pernikahan ini’. Yup, baru dua tahun. Masih panjang perjalanan biduk ini.

Ulangtahun kali ini lebih baik dari tahun lalu. Hmmm, wait a sec.

Kami sebetulnya berdebat tentang tanggal pernikahan yang benar. Addies ngotot bahwa tanggal ultah pernikahan kami adalah 28 Mei 2011 (kemarin), sedangkan saya ngotot tanggalnya 29 Mei 2011 (hari ini). Setelah ngubek-ngubek Akta Pernikahan, akhirnya kami sepakat bahwa ingatan saya yang paling benar. Addies tersipu. Saya tertawa geli, sambil prihatin memikirkan kemungkinan bahwa, di usia semuda itu, dia perlu Gibolan *obat pikun*. Tetapi, ini masih lebih baik, karena paling tidak kami berdua ingat yang namanya anniversary.

Ada apa di tahun lalu?

Kami berduaan betul-betul lupa kalau sedang ulangtahun, padahal itu first anniversary. Begitulah kalau dua pelupa membina rumah tangga. Untung cuma satu pihak yang lupa, jadi tidak ada pihak yang bete. Waktu itu, saya sedang hamil sekitar lima bulan dan kami masih mengontrak rumah petak di bilangan Duren Tiga, Jakarta. Jam menunjukkan Pk 8.00 malam, ketika kami baru tersadar sedang berulangtahun. Serta-merta kami ngibrit ke restoran Bakmi Jawa di seberang Gedung Sasana Pakarti-Duren Tiga, tempat resepsi pernikahan kami, sekadar merayakan kecil-kecilan. Sambil makan mie telor dan memandang gedung yang sebetulnya tidak kelihatan *gelaaap, cuma bisa melihat judul gedung*,  kami berevaluasi diri, saling memuji dan mengoreksi. Sambil mengelus perut saya di mana Rei berada, kami berkhayal tentang kehadirannya dalam hidup ini.

29 Mei 2012. Dua tahun pernikahan. Pagi-pagi foto-an dulu. Baru sadar, ada yang berbeda. Lihat perutnya.

Kini, di tahun kedua pernikahan, Rei hadir. Kami bertigaan, bukan berduaan lagi. Yang satu sudah jadi emak, yang satu lagi bapak. Beda bangeet yah. Beda peruuutnyaaa. Hahahah. Dua-duanya makin mengembang.

Hmm, maksudnya, kami berdua jadi punya minat, prioritas dan fokus yang berbeda, dibandingkan sebelum Rei lahir. Sesungguhnya ulangtahun pernikahan ini bukan milik berdua, tetapi milik Little Big Rei. Tidak ada yang lebih penting selain dirinya. Tanpa sadar, sebagian besar perbincangan dan rencana kami berdua ternyata tentang Rei. Simak obrolan malam kami di sini.

Pssst, saya masih harus menyimpan ambisi pribadi (tentang karir, tentang sekolah, tentang bisnis) dan membukanya kembali ketika siap. Rei siap, saya siap. Mungkin ini yang dinamakan 'pengorbanan ibu'?

Jumat, 25 Mei 2012

Bayi Batuk Pilek: Flu vs Alergi

Setelah mengalami apa yang saya tulis di posting yang ini dan mengamati sendiri bedanya batuk pilek yang disebabkan oleh virus influenza dengan batuk pilek (batpil) sebagai reaksi alergi pada anakku Little Big Rei, maka saya merasa penting untuk menuliskannya di blog ini. Siapa tahu ada yang membutuhkan.

Semua ini saya rangkum dari pengalaman sendiri, googling, konsultasi dokter dan mendapatkan pengetahuan dari Grup FB Baby-led Weaning (anggotanya sebagian besar terdiri dari para ibu yang cerdas, kritis, bijak dan selalu membantu).

Here we go...


BAYI BATUK PILEK KARENA VIRUS INFLUENZA

Ciri khas:
- Dapat disertai demam atau panas tinggi. Berlangsung sepanjang hari.
- Dahak atau lendir keluar dalam rongga pernafasan sebagai pertahanan tubuh bayi dalam mengepung kuman penyakit. Dahak ini sulit dikeluarkan oleh bayi, jadi nafasnya grok grok.
- Sembuh dalam kurun waktu 3 sampai 10 hari. Ada juga dokter yang bilang, sembuh dalam 2 minggu.

PENTING! Penyakit batpil karena virus influenza sesungguhnya tidak memerlukan antibiotik dan obat! Virus tidak dapat dimatikan dengan antibiotik (AB). Penyakit batuk pilek malah bisa berkepanjangan bila diberikan antibiotik, apalagi ditambahkan paten-nya, demi penasaran kenapa AB sebelumnya kurang tokcer. Ngeri deh, dokter-dokter kita suka sembarangan memberikan AB dan akhirnya bayi-bayi kita jadi korban. Orangtua (khususnya ibu) tambah frustasi dan khawatir.

Virus influenza melemah bila kekebalan tubuh meningkat. Karena itu, yang perlu dilakukan orangtua adalah meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan ini bisa dilakukan secara alamiah, tanpa antibiotik, obat atau vitamin pabrikan.

Bayi yang batuk pilek karena virus influenza, hanya memerlukan ASI atau cairan yang banyak. Bila sesak nafas karena asma, pernafasan bisa dilegakan dengan penguapan ruangan. Saya merebus air dengan tambahan herbal atau rempah seperti daun mint, daun oregano, kayu manis dan cengkeh. Hati-hati dengan cara ini. Bayi harus dijaga agar tidak kena panci atau air panasnya.


Penguapan ruangan
Saya memijat dada dan punggung Rei dengan minyak telon + daun mint + biji pala. Pijat ala fisioterapis seperti ini. Tengkurapkan bayi. Dadanya diganjal bantal empuk, supaya ada kemiringan untuk gravitasi, yaitu turunnya dahak ke saluran cerna. Lalu punggung bayi bagian atas ditepuk-tepuk dengan tangan kita. Posisi telapak tangan melengkung, seperti tempurung. Bunyi tepukan seperti bunyi kosong yang nyaring.



Berjemur jam 06.30, sebentar saja

Rei diberi makanan bergizi, berair dan kaya Vitamin C dan Zinc untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jika bayi makan dengan metode baby-led weaning, bisa disediakan untuknya potongan daun mint, labu siam kukus, paprika, jeruk baby, pear, wortel, bit, lobak, timun, dll. Kunyit dan kencur juga dapat meredakan batuk. Perasan air kunyit dapat dicampur pada nasi, menjadi nasi kuning.


Bayi yang makan dengan metode BLW bisa langsung menyantap ini

Sementara itu, inhalasi dan nebulasi dengan cairan NaCl perlu dilakukan hanya bila bayi terkena asma atau sesak nafas. 
BAYI BATUK PILEK SEBAGAI REAKSI ALERGI

Ciri khas:
- Tidak disertai demam atau panas tinggi.
- Batuk dan pilek lebih parah di malam dan pagi hari, mereda di siang dan sore hari.
- Dahak atau lendir keluar dalam rongga pernafasan sebagai pertahanan tubuh bayi. Dahak ini sulit dikeluarkan oleh bayi, jadi nafasnya grok grok.
- Tidak sembuh dalam waktu 2 minggu bahkan berbulan-bulan, bila penyebab alerginya (allergen) tidak dihindari.

Bila salah satu atau kedua orangtua alergi, bayi berpotensi alergi dengan penyebab yang belum tentu sama dengan orangtuanya. Penyebab alergi potensial adalah makanan (produk susu, kacang-kacangan, telur, dll), debu, bulu, serangga, hawa panas, hawa dingin. Informasi tentang alergi pada anak dapat dibaca di sini.

Identifikasi penyebab alergi agar reaksinya dapat dicegah. Amati gejala alergi lainnya selain batuk pilek, misalnya sering buang angin, mencret, muntah, gatal, dll. Pengobatan alergi dengan anti histamin bukan jalan yang terbaik, karena bila penyebabnya tidak dicegah, batuk pilek akan kerap datang. Pencegahan alergi akan lebih efektif dan bayi dapat hidup lebih sejahtera.

Alergi bisa di-tes dan inilah yang ingin saya lakukan untuk Little Big Rei (8 mo). Menurut dr. Widodo J, tes alergi pada kulit tidak selalu akurat dan membantu, karena ini hanya ditujukan untuk jenis alergi dengan reaksi cepat. Diagnosis alergi makanan hanya dipastikan dengan Double Blind Placebo Control Food Challenge (DBPCFC) atau eliminasi provokasi makanan. Apa dan bagaimana itu? Nah, itulah yang mau saya pelajari heheheh. Sepertinya harus datang ke kliniknya nih ;-))

Seven to Eight: Berdansa dengan Alergi

Di rentang usia 7 ke 8 bulan, Little Big Rei dan saya makin sering bercengkerama di kasur. Kami saling berkasih-kasihan, bersentuhan, berciuman, berpelukan dan bergulingan. Kami membaca buku cerita, menonton film Baby Einstein di Android pad, berlatih duduk dan berdiri, dll.



Rei semakin selalu ingin nempel dengan saya, sudah menyadari betul bahwa sayalah tubuh manusia paling nikmat dan nyaman.  Posisi menyusui dengan tidur miring adalah favorit kami berdua. Rei bisa netek sambil beratraksi, yaitu sambil menggeliat-geliat di kasur. Dia juga nenen sambil nyakar dan jambak saya. Sesekali dia gigit puting dengan gusinya dan sayapun meringis kesakitan, berseru: "sakit, nak!". Rei cengar-cengir. Kalau dia masih gigit puting juga, saya 'tutup warung', dan dia pun mewek.

Unik sekali melihat bayi-bayi netek sambil melakukan hal-hal untuk menahan gemas akan payudara dan aliran makanan dari tubuh emaknya. Sebelumnya, saya sudah melihat ulah bayi yang gemas pada ibunya di rumah sakit dan tempat lainnya. Bayi-bayi ini seperti mom-addict, kecanduan ibunya. Waktu itu sayapun membayangkan akankah Rei seperti itu? Sekarang saya betul-betul mengalami dan menikmatinya.

Rei juga makin jago makan dengan pendekatan baby-led weaning, bisa menggenggam makanan dengan potongan yang lebih kecil dari ukuran yang dia pegang di tahap sebelumnya, Six to Seven. Dia sudah mulai makan nasi, protein nabati dan hewani. Dia bisa berlama-lama menggenggam makanan tanpa terjatuh, kecuali sengaja dijatuhkan.

Di balik kelucuan dan kemajuan, ada krisis di tahap ini. Rei sakit batuk pilek selama lebih dari dua minggu. Rasanya ingin unyeng-unyeng, bejek-bejek dan lumat-lumat bapaknya setelah tahu bahwa penyebabnya adalah alergi, bukan virus influenza. Poppa Addies menurunkan alergi ke Rei. Syukurlah, dia sedang bertugas di Jayapura, jadi selamat dari unyengan ;p Tinggal momma yang bingung, frustasi dan merasa bersalah menghadapi Rei yang resah gelisah dan lemah.

Awalnya saya berpikir, kalau virus influenza, paling lambat seminggu, dia pasti sudah sembuh. Jadi saya sengaja tidak pergi ke dokter spesialis anak (DSA) karena parno diberikan antibiotik dan obat-obatan kimia. Betapa banyak perempuan dikibulin dokter dan membawa sekantung penuh obat-obatan yang tidak relevan dengan penyembuhan dan memperparah batuk pilek bayi atau anak.

Saya putuskan merawat Rei dengan pendekatan alami untuk mengeluarkan dahak dan meningkatkan kekebalan tubuhnya, misalnya penguapan ruangan (dengan herbal dan rempah seperti cengkeh, kayu manis, daun mint, daun oregano), memperbanyak ASI, memberikan bawang putih sebagai antibiotik alami dan makanan bergizi kaya Vit C, serta menjemur Rei di bawah matahari pagi.

Dua minggu berlalu dan Rei belum sembuh juga *sesuatu yang aneh, karena kalau ini virus influenza, pasti virus-virus itu sudah letoy*. Batuk pileknya semakin parah di malam dan pagi hari, mereda di siang dan sore hari. Wajah Rei memerah, air matanya menetes, ingusnya meler, batuknya berdahak dan nafasnya grok-grok.  Rasanya ingin menangis melihatnya susah tidur semalaman, apalagi melihat minat makannya menurun. Sakitnya adalah sakitku. Untunglah, tiba-tiba saya tersadar dan curiga batpil ini disebabkan oleh alergi. Jelas kalau begini, home treatment tidak cukup. Saya butuh ahlinya.

Akhirnya pertahanan sayapun runtuh. Saya putuskan membawa Rei dokter spesialis anak (DSA) langganan, yang meng-iya-kan kecurigaan saya dan mengindikasikan bahwa debu atau udara malam yang dingin adalah penyebabnya. Tetapi setelah membaca artikel ini, saya sendiri lebih mencurigai penyebabnya adalah TAHU (toffu) yang dimakan oleh Rei sebelum dia sakit.

Saya katakan pada DSA ini: "Saya bingung dok, binguuuung banget. Kadang saya tidak bisa menelusuri lagi penyebab alerginya. Rasanya pengen nyalahin bapaknya, yang nurunin alergi. Dan kenapa anak saya alerginya jadi lebih banyak dari bapaknya ya?" Tanpa sadar mata saya sedikit berair. Perasaan bercampur antara merasa bersalah dan ingin menyalahkan. DSA ini pun membalas: "Pertama-tama, kalau punya bayi alergi seperti ini, yang harus dilakukan adalah menerimanya dengan ikhlas *sambil meletakkan tangannya di dadanya*. Tidak ada gunanya menyalahkan."


Saya tersentak. Bukankah itu kecenderungan manusia? Menyalahkan orang lain akan krisis yang dialami? Saya menyalahkan Addies karena tidak tega melihat Rei menderita, karena tidak leluasa coba-coba beraneka bahan pangan Indonesia, karena merasa tidak mampu mengidentifikasi penyebab alergi dan gagal menghindarinya, karena kesal dengan four-day rule yang kadang tidak relevan, karena dituntut lebih hati-hati dan tidak bisa cuek.

Sebelum Rei datang ke dunia, satu kata itu, ALERGI, sudah jadi momok menyebalkan. Saya bingung kenapa suami jadi biduran kalau saya sentuh *Indeed. Could you feel what I'm feeling?* dan kecewa karena tidak bisa leluasa membuat makanan yang saya suka demi ingin makan bersama dengannya dengan menu yang sama. Dan kini, galau bertambah karena bila salah menangani bayi alergi, kadang-kadang timbul penyesalan. Saya pun parno, tidak bisa memercayakan orang lain untuk menangani Rei dan khawatir bila meninggalkannya. And sometimes, I'm feeling stuck here, at home, wondering when I could start building my career again. Terjemahannya: mati gaya.

Tetapi menyalahkan orang lain memang tidak membantu, kan?. Saya putuskan untuk menerima situasi ini dan berdansa dengan alergi, seperti ibu saya yang berdansa dengan kankernya. Come on, stand up momma! Saya harus lebih banyak belajar tentang alergi dan penyebabnya. Mengobati alergi bukan jalan keluar yang terbaik, katanya. Mencegahnya lebih efektif. Semoga ada kesempatan untuk tes alergi dan terapi di Children Allergy Clinic milik dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. Saya banyak belajar dari situsnya tentang alergi pada anak. Saya kemudian menulis tentang perbedaan batuk pilek pada bayi: flu vs alergi di posting ini.

Saya putuskan pula untuk tidak menyalahkan Addies *kecuali kadang-kadang untuk candaan atau lucu-lucuan ;p. This allergy thing supposes to be just a tiny issue, comparing how lovely-kind-tender-patient-responsive-responsible-gender sensitive- my Addies is to me and Rei. And I'm crazily in love with you Poppa Addies and Little Big Rei ;-*


Senin, 14 Mei 2012

Alamiah, Bukan Pornoaksi!





Menyusui itu alami. Tetapi mengapa yang alamiah ini penuh tekanan? Ruangnya di tempat publik teramat langka. Menunggunya tersedia seakan hanya mimpi. Membuka sedikit dada kami untuk kehidupan dipandang dengan moralitas aneh. Tidak mengalirkan susu akan membunuh bayi kami. Sedangkan kami diatur HARUS menyusui (PP No.33/2012). Entah yang mengatur melakukan tanggungjawab apa.

Dukung perempuan menyusui dengan tidak memandang aneh ketika menyusui di tempat publik, apalagi menganggapnya pornoaksi! Bagikan kaos menyusui cuma-cuma kepada perempuan yang betul-betul membutuhkan. Itulah yang paling riil. Pasti terharu-lah setiap penerimanya!

#Mother’s day is everyday#

Rabu, 09 Mei 2012

Now Kiwi Toast

After the strawberry toasts, I made the kiwi one. I had two kiwis refused by Little Big Rei. He doesn't like sour taste.


The making is so easy. Spread butter all over the bread. Slice the kiwi into pieces, sow them between two dry breads. Toast on a fry pan. You can put chocolate inside if you like. This is what I wanna do next.

Sourly yummy!

Sabtu, 05 Mei 2012

Six to Seven

Usia enam ke tujuh bulan adalah tahap esensial untuk Little Big Rei. Maka ini harus dicatat, supaya bisa jadi acuan untuk kehamilan kedua *duilah, gak kapok?* atau untuk diceritakan ke Rei nanti bila dia sedikit lebih besar.

Di rentang waktu ini, Rei bertumbuh dan berkembang pesat, misalnya:
  • Yang ini penting! Rei akhirnya sudah mengenal bahwa sayalah emaknya, sumber makanannya, peraduannya untuk bisa terlelap. Dia betul-betul mengenal wajah dan keseluruhan saya, meski saya berada sedikit jauh darinya. Sebelumnya dia hanya mengenal bau badan dan payudara saya saja (kalau sudah menempel ke badan saya, baru dia mengenal saya). Agak sedikit telat sebenarnya dia mengenal saya, mungkin karena banyak orang yang memegang dan menggendongnya di rumah orangtua saya *masih numpang*. Sekarang, ketika sedang digendong orang lain dan saya berjalan meninggalkannya, Rei sudah mengerti dan dia lalu menangis. Dia juga sudah bisa menjulurkan lengannya jika ingin diangkat. 

Getting to know each other, more and more
 Rei bisa berteriak kencang sekali dan menghebohkan. Bisa memanggil-manggil orang dengan kata: "Ei, Oi..". Bisa bilang: "Ta..ta..ta, ma..ma..ma...". Bisa menengok ke arah orang yang memanggil atau berbicara. Merespon bila namanya dipanggil. Berekspresi kesal atau meringis kalau tidak suka dipepet atau diganggu.
  • Bisa mimicry (dimulai sedikit sejak usia 2 bulan), mencoba-coba berbagai ekspresi bergantian: nangis, tertawa ngakakcekikikan, tergelak, menggeram, tersenyum, semuanya dalam satu kesempatan. Dia juga bisa meniru ekspresi orang.
  • Sangat aktif bergerak. Motoriknya semakin baik, apalagi karena makan dengan pendekatan Baby-led Weaning. Tangan, mata dan rahang berkoordinasi dengan baik. Matanya lihai mencari barang yang menarik. Tangannya ingin meraih apapun yang bisa dijangkau, lalu memasukkan apa saja ke mulut. Rei bisa meraih dan memindahkan mainan dan barang lainnya (remote control, handphone, electronic pad, dll) dari tangan satu ke tangan lainnya. Dia bisa menjambak rambut orang. Badannya bisa berputar dan berguling. Semua posisi tidur sudah dia rasakan (telentang, tengkurap, miring). Rei bisa melakukan posisi push-up, bisa menjangkau jari kaki dan bisa berdiri dan menapakkan kaki di meja bila sedang diberdirikan (ditopang pada ketiak). Dia bisa mengangkat kakinya tinggi, kemudian menghempaskannya cukup keras ke alas tidur apapun (kasur, matras, meja ganti popok). Kadang kami agak khawatir dia kesakitan, tetapi kayaknya dia asyik aja tuh. Bila dia sedang sangat aktif, kadang terpikir oleh saya apa dia ngga cape  ya? Kalau orang dewasa coba meng-imitasi gerakan bayi seperti ini, dijamin ngga kuat!
Memindahkan Android pad yang cukup berat ini dari kasur ke dadanya dengan satu tangan

Sejak lulus ASI eksklusif dan masuk tahap MPASI, berat badan Rei naik turun, tetapi rata-rata naik. Pada hari lulus ASIX, perawat RS menimbang beratnya 8.7 kg. Setelah sebulan lebih berlalu, beratnya menjadi antara 9.0-9.2 kg. Berarti MPASI-nya cocok dong? Buang air besarnya lancar. Sebelum MPASI, Rei pupup satu kali sehari, sekarang 2 kali sehari. Tetapi ada waktu-waktu di mana Rei tidak pupup seharian, kemungkinan karena sehabis makan pisang.

Baby-led Weaning: tangan kiri untuk makan pare, tangan kanan pegang jamur portabella

Di balik perkembangan positifnya, alergi Rei masih berstatus cukup serius. Jenis makanan yang dimakan lebih terbatas dari bayi lain. Kadang saya keliyengan dalam mendeteksi penyebabnya. Rei juga belum bisa duduk sendiri, yang biasanya sudah bisa dilakukan oleh bayi berusia 6 bulan. Dia masih harus ditopang agar tidak doyong ke belakang atau ke depan. Tetapi kepalanya sudah tidak oglek-oglek. Menurut DSA, badan Rei agak besar, jadi dia agak keberatan mengangkat badannya. Tidak apa-apa ya nak! Kita latihan terus, okay?

My Little Big Rei, when you're smiling, I'm drifted away...

Kamis, 03 Mei 2012

Bukan Kodrat - Momcu's Gender Series

Sepulang belanja sayur mayur, saya mendapati momen ini.
 Babe (bapak) saya sedang membobok-an Little Big Rei (7 bulan, 2 minggu), sembari menyiram tanaman. 



Dilakukan dengan cinta. Tanpa opresi, tanpa paksaan. Tanpa malu pada tetangga.
Sejatinya peran mengasuh anak dan mengurus rumahtangga bukanlah kodrat perempuan, karena dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan. Mengapa disangkali? Kodrat perempuan adalah semua yang tidak bisa dialami dan dilakukan oleh laki-laki: menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui.

Sedangkan laki-laki? Hanya memerlukan kemauan, cinta dan kasih sayang untuk melakukan peran domestik yang mulia ini.

#Momcu's Gender Series#

Strawberry Toasts

Suddenly, this home was full of strawberries, ubi cilembu, carrots, avocados, juicy tubers (bengkoang), radishes, corns, mini tomato and onions. My parents followed on Reva's school vacation to Taman Matahari Cisarua and got back home by bringing all that exotic agric goods. I could offer Little Big Rei some of them, but not strawberry. It's just too sour and the citrus is allergic potential.

Since bread, dark chocolate and butter are available, I grabbed them and brought to kitchen. With some strawberries and only with a little effort, voila! I made two pairs of strawberry toast and brought them to terrace, showing Addies who was doing a motorbike wash in that early evening. He made a big smile and said: "What on earth that you cannot make, sayang? You are so creative. I wonder."



I keep eating and smiling. *You are lucky to have me, sayang*  ;-)