Pendeta ini tidak melontarkan kata 'gender' atau 'kesetaraan gender' tetapi dia sebetulnya sedang berbicara tentang itu. Tidak penting apakah dia menyampaikan kata 'gender' atau tidak, yang penting isinya. Lagian toh banyak orang masih tidak paham konsepnya.
Adalah Pdt. Rumenta S Manurung yang berkhotbah di depan warga jemaat GKI Kranggan hari Minggu 07 Oktober 2012 dalam rangka merayakan bulan keluarga (Oktober). Tema bulan keluarga adalah Setia Bersaksi dan Melayani. Pendeta merelasikan tema dengan kesetaraan dan pembagian peran antara istri dan suami.
Suami istri dipasangkan oleh Tuhan untuk suatu tujuan, yaitu agar keduanya dapat saling bersaksi dan melayani, hingga pada akhirnya, semua yang mereka lakukan itu memuliakan Tuhan. Banyak pernikahan kenyataannya diwarnai kekecewaan karena sosok pasangan hidup yang dicitrakan tidak seperti yang dibayangkan sebelumnya. Salah satu kekecewaan disebabkan oleh ketidakseimbangan posisi dalam rumahtangga, di mana istri ditempatkan sebagai posisi yang subordinat.
Dalam Kejadian 2 : 18, Tuhan berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." Demikianlah Tuhan menciptakan perempuan untuk mendampingi laki-laki. Banyak misinterpretasi tentang kata "penolong" ini, yaitu umumnya disalahartikan menjadi 'asisten' atau 'pembantu' atau orang yang posisinya subordinat, di bawah laki-laki. Istri dianggap sebagai asisten beres-beres atau bersih-bersih rumah. Padahal makna "penolong" di sini bermakna jauh lebih tinggi dari itu.
Pdt. Rumenta S Manurung menekankan jemaat untuk meng-underline-bold-perbesar font kata PENOLONG. Kata ini diterjemahkan dari kata Ezer (Hebrew), yang digunakan dalam relasi antara Allah dengan umatnya. Allah adalah PENOLONG umatnya, demikianlah juga perempuan penolong laki-laki.
Penjelasan pendeta soal kata 'Ezer' ini rasanya bagi saya masih kurang detil. Karenanya, sepulang dari gereja, saya search di google tentang penggunaan kata Ezer di Alkitab. Kata Ezer berasal dari bahasa Hebrew - Ibrani modern, satu grup dengan kata Azar dan Ezra. Dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan sebagai verb atau noun, yaitu "Help" atau "Support", dan dalam bahasa Indonesia: pertolongan atau penolong.
Ternyata memang betul. Banyak sekali pemakaian kata 'Ezer" dalam Alkitab yang menunjukkan relasi antara Allah dan umatnya, serta yang secara jelas menunjukkan bagaimana umat meminta pertolongan Allah. Sila mencek di Hebrew Word Study on Help.
Saya catat beberapa ayat di sini.
"... oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh
Allah yang Mahakuasa yang akan memberkati engkau dengan berkat dari
langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah.
dengan berkat buah dada dan kandungan" (Kejadian 49: 25).
"Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepadanya hatiku percaya. Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku aku bersyukur kepadaNya."
(Mazmur 28:7)
"Dengarlah Tuhan dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku!"
(Mazmur 30:1)
"Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan namaMu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena namaMu!"
(Mazmur 79 : 9)
"Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang
tertindas dan orang yang tidak punya penolong.
(Mazmur 72: 12)"
Ayat Alkitab lain yang mengandung kata 'Ezer' dapat dicek di link ini.
Jadi, sebetulnya kata Ezer (to help) dapat dimaknai sebagai "memberikan kekuatan", "memberikan perlindungan", "menyembuhkan", "meringankan beban", "melepaskan penderitaan".
Maka kalimat dalam Kejadian 2:18 ("Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia"), dapat dimaknai pula menjadi "Aku akan memberikan kekuatan yang dibutuhkannya (corresponding to him)" atau "Aku akan memberikan penyokong yang cocok untuknya" (fit to him) atau "Aku akan memberikan penolong yang setara dengannya (equal to him)". Perempuan tidak dimaksudkan untuk menjadi asisten atau pembantu laki-laki, tetapi penyokong yang memberikan kekuatan.
Di link ini juga dibahas bahwa kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dicerminkan dalam ayat selanjutnya (Kejadian 2:23). Adam berkata: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Frase idiom "bone of my bones" bermakna "salah satu dari kami", artinya berefek "setara".
Jadi, tugas bersaksi dan melayani itu interaktif. Yang saling dilakukan antara suami dan istri. Dalam kesetaraan, ada keseimbangan, maka datang keharmonisan. Dengan demikian, dalam keseimbangan, pernikahan tidak menjadi kekecewaan.
Aaaah, adem yaa?