Tampilkan postingan dengan label Momma Cuek's Kitchen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Momma Cuek's Kitchen. Tampilkan semua postingan

Kamis, 27 Desember 2012

Busy Kitchen

Momma Cuek's kitchen has been so busy. I decided to make many kinds of crackers at home to serve for Christmas 2012 and New Year 2013, instead of buying from the market or stores. They might be cheaper and would be free from MSG and preservatives, I thought. It's also about the essence of homemaking: from consumption to production. But off course, lots of energy and mental pressures spent for the efforts. Not to mention, the failures and strange tastes!

My sister, Sri Rejeki, helped me in the kitchen. And for all of our sweats out in the kitchen, we were satisfied and happy. Weren't we sis?


From consumption to production: keripik jamur, keripik singkong balado, keripik ubi, keripik kentang, rempeyek kacang, keripik tempe

Arranged in the Jars

Senin, 17 September 2012

Buah-buah Asing dari Kanada

Sebelum ibunda meninggal, kakak saya yang menetap permanen di Kanada datang untuk merasakan merawat ibu saya. Dia dan suami berada di Indonesia sekitar tiga minggu.

Kami kedatangan buah-buah asing dari negeri itu. Inilah oleh-oleh buah-buah merah maroon dan biru tua yang eksotis dan cenderung masam.



Buah yang biru kehitaman itulah yang bernama Blueberry. *Oooh ini toh blueberry, heheh, norak*. Buah kecil ini cenderung lebih manis dibandingkan buah yang lain. Lalu saya buatkan es krim yoghurt blueberry. Sayang, fotonya lupa diambil :D

Buah yang sedikit lebih besar dari blueberry, berwarna merah maroon dan punya batang buah yang panjang adalah buah cherry. Ini mah tidak terlalu asing ya.

Berikutnya adalah buah Plum. Di foto, ada di tengah depan dan kiri. Ukurannya seperti tomat. Yang satu warnanya maroon. Satu lagi berwarna kuning kemerahan. Beda yah dengan buah plum ungu yang sering ada di supermarket sini.

Nah, buah yang berada di belakang plum, yang bentuk dan warnanya seperti apel Fuji adalah buah Nectarine. Menurutku, buah ini yang paling spesial, karena wangi dan rasanya khas sekali. Manis dan asamnya betul-betul khas deh. Yummy!

Dari warnanya dapat diketahui bahwa semua buah asing ini baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan dapat membantu mencegah kanker. Sayang sekali, karena masamnya, tak ada satupun yang dapat dimakan oleh ibu saya. Kemoterapi telah memperburuk kondisi maag-nya. Begitu juga Little Big Rei tidak terlalu doyan mereka karena masamnya itu :-(

Kamis, 13 September 2012

Baby-led Weaning Part 7: Daur Ulang

Mulai usia 9 bulan,  Little Big Rei sudah makan di high chair (HC). Dulu saya tidak mau mendudukkannya di High Chair, karena makanan yang jatuh ke lantai tidak bisa dipungut lagi. Jadi, saya dudukkan dia di matras. Makanan yang jatuh akan saya pungut untuk saya makan *pemulung mode on*.  Hari lepas hari, Rei (sekarang 11 bulan), semakin meningkat kecerdasan makannya. Makin sedikit makanan yang jatuh dari tangan Rei. Yang jatuh dari high chair ke lantai ya direlakan saja.

Saya jadi ingat, ketika Rei masih makan di matras, saya suka daur ulang makanannya menjadi makanan saya. Saya buatkan nasi bakar ini, terutama bila menu Rei dari bahan ayam dan daging sapi.



Tinggal tambahkan garam, lada, bawang putih, cabe rawit iris dan kemangi. Tumis adonan nasinya dengan mentega. Bungkus di dalam daun pisang dan panggang di atas frying pan. Yummy!



Senin, 02 Juli 2012

Baby-led Weaning Part 6: Rei dan Paha Ayam

Rasanya kurang sabar menunggu Rei makan paha ayam kampung. Sebenarnya, dianjurkan bayi makan protein hewani pada usia 8 bulan. Tetapi dua minggu menjelang usia 8 bulan, saya sudah curi start memberikan Rei paha ayam. Rasa jiper saya tentang tersedak sudah berkurang di tahap ini, tetapi tentu saja, Rei harus diawasi ketat dan tidak boleh ditinggal pada saat makan.

Paha ayam + nasi ati ayam + kacang panjang. Kaldu untuk diminum.

Mari kita lihat bagaimana Rei bermain dengan menu ini.

Menyedot paha ayam dan bermain kacang panjang
Ganti-gantian: kacang panjang dan ayam


Mencabik paha ayam sampai tinggal tulangnya
Tadinya saya berikan Rei kaldu ayam dengan menyendokinya. To my surprise, dia tarik mangkuk yang berisi kaldu dari tangan saya dan meminum kaldunya langsung dari mangkuk. Sejak saat itu, saya sediakan kaldu di silicon cup supaya bisa langsung diminum.


Minum kaldu ayam kampung

Dan inilah hasil akhir dari semuanya itu.


The mess he left

Baby-led Weaning Part 5 - Food for Baby 8m+

Berenang dalam lautan bihun.

Saatnya mengumpulkan berbagai menu makan Little Big Rei setelah beranjak 8 bulan (note: sekarang Rei sudah 9 bulan). Di tahap ini, bahan makanan sudah bisa dicampur-campur alias di-resep. Ada yang sangat disukai Rei, ada yang tidak. Saya tambah belajar mengenali selera Rei. Saya kumpulkan gambar menu di sini. Sebetulnya banyak juga menu yang bahan makanannya utuh (tidak dicampur-campur), tetapi diberi bumbu (tanpa gulgar). Ini agar Rei mengenali tekstur dan rasa asli makanan itu. 

Tidak semua menu bisa ditulis cara membuatnya. Selain karena kurang waktu, juga karena nyamuk-nyamuk sialan ini sangat mengganggu di malam hari. Jadi, pengennya saya cepat-cepat masuk kelambu.  

Bakso Ayam Oatmeal. Cara buatnya sama seperti bakso yang lain, tetapi tepung tapioka atau terigu atau kanji diganti dengan Oatmeal. Ini karena Rei sudah lulus oatmeal dan saya enggan tes tepung-tepungan. Masih banyak jenis makanan penting yang antri diuji.

Bakso ayam oatmeal


Nasi Kuning Lele. Bawang putih, bawang bombay dan kunyit disangrai di atas fry pan sampai harum, masukkan lele cacah (tanpa duri), masukkan air. Sisihkan kaldunya. Lele  dan sedikit kaldu tetap di atas fry pan. Masukkan nasi, aduk sampai air kering. Angkat.



Nasi Ungu dan Nasi Hijau. Cara membuatnya sama dengan nasi kuning. Ungunya didapat dari cacahan buah bit. Hijau didapat dari brokoli.


Nasi ungu + Buncis panggang

Sup iga. Tulangnya dibuang karena tajam. Rei kenyot dagingnya saja

Nasi Hijau + Sup Iga

Percaya ngga, bayi 7-9 bulan bisa mencabik-cabik dan makan paha ayam kampung? Daging ayam tidak dihaluskan atau di-blender. Ini dia: Nasi Ati Ayam + Paha Ayam Kampung + Kacang Panjang + Kaldu. Ayamnya dikasih utuh seperti dalam gambar. Ada foto Rei makan ayam ini and the mess he left di sini ;-))

Nasi ati + ayam kampung

Rei suka sekali belut panggang! Sangrai bawang putih, bawang bombay, kemiri (kadang untuk gurihnya kemiri bisa diganti kunyit atau ketumbar). Masukkan belut. Panggang di atas frying pan sebentar. Masukkan air dan kentang untuk membuat kaldu. Angkat kaldu secukupnya untuk diminum. Tinggalkan belut dan kentang dengan sedikit kaldu, panggang lagi sampai kering. Semua bahan protein hewani yang dipanggang melalui cara panggang seperti ini.


Ini juga kesukaan Rei: Belut dan nasi panggang.

Nasi dan belut ludes, Tinggal labu.

Makan nasi kuning. Tak lupa kaki diangkat ke atas piring ;-))

Vegetarian food: kapri + genjer + kentang + jeruk baby. Tinggal dipilih.

Kentang panggang bisa diganti nasi. Nasinya dipanggang juga. Alternatif karbohidrat lainnya adalah bihun, jagung manis rebus dan oatmeal. Supaya bisa dipegang, oatmeal dicampur dengan daging sapi, ayam atau ikan untuk dibuat bakso.

 

 

Kentang panggang dan belut panggang. Yummy!



Lele rebus dan bihun (direbus dengan kaldu lele)

Daging + kentang panggang. Kapri + cacahan brokoli


Gabus panggang. Nasi gurih dengan kacang polong.


Masih diberikan makanan utuh: Lele + jagung

Kukus-kukusan dan Rebus-rebusan

Kentang isi sayur (dikukus)


Pastel tutup ubi. Siapkan dua sendok makan.

Menu Manis untuk Santapan Sore

Pear-Kurma-Oatmeal

Sup buah: pear + alpukat






Diberi alternatif: Bola ubi mangga + Jeruk baby + Melon.



Minggu, 03 Juni 2012

Baby-led Weaning Part 4 - Food Package for Baby 6-7 mo

Menurut metode Baby-led Weaning, bayi usia 6-7 bulan sebaiknya menyantap makanan utuh (tanpa dihaluskan, dihancurkan dan dicampur-campur). Ini dilakukan agar bayi belajar merasakan tekstur dan rasa asli makanan dan juga untuk mempermudah deteksi alergi. Bayi dibiarkan atau diberi kesempatan meraih potongan makanan, menggenggam, mengenyot, menghisap sari-sari dan mengunyah makanan. Selanjutnya, bayi usia 8 bulan ke atas dapat memakan makanan yang dicampur-campur atau diresep. Tujuannya tetap sama: makan sendiri.

Begitulah Little Big Rei, selama 2 bulan (di usia 6-7 bulan), diberikan makanan utuh. Asyik buat momma, yang selama dua bulan, hanya memotong-motong, rebus-rebus, kukus-kukus. Belum ribet dengan buku resep dan internet resep.

Kesimpulan saya tentang Rei adalah dia tidak suka makanan asam.

Yang asam: apel red-delicious, kiwi, belimbing dan mangga Indramayu. Akhirnya momma yang makan.

Rei tidak suka apel red-delicious atau washington, tetapi suka apel Fuji. Dia juga tidak suka mangga Indramayu, tetapi suka mangga gedong, yang jauh lebih manis. Pembelajaran: banyak sekali jenis mangga dan saya harus selalu beli mangga gedong gincu yang matang dan wangi.

Makan mangga gedong
Rei tidak suka asam, tetapi Rei tidak begitu bermasalah dengan rasa pahit, misalnya ketika makan sawi pahit, pare dan jeruk baby (ada sedikit pahitnya). Meski tampak merasa kepahitan, dia tetap coba-coba makan pare. Sedangkan kalau sudah mengetahui makanan tertentu rasanya asam, dia betul-betul tidak mau menyentuhnya lagi.


Makan pare
 Rei paling suka makanan yang banyak airnya (juicy).

Kesukaan: melon, semangka, buah naga. Mangganya asam.
Catatan: Lihat kaki mungilnya. Dia sedang menunggu kapan bisa makan. Payah, momma jeprat jepret ajah.

Makanan yang terlalu lembek akan dibejek-bejek oleh Rei, dan tidak terlalu diminati untuk dimakan. Misalnya: tahu, tempe dan kentang kukus.


Sehabis makan tahu, Rei batuk. Momma parno itu alergi. Akan diberikan lagi nanti kalau dia sudah di atas 9 bulan.

Ada pengecualian. Rei suka alpukat, meski lembek. Ternyata betul kata Gill Rapley (si pengembang metode Baby-led Weaning). Alpukat bisa dipotong seperti ini. Kulit di ujungnya dipotek sedikit supaya dagingnya bisa dimakan. Rei bisa membedakan mana daging dan mana kulit lho. Bayi itu memang cerdaaass ;-))

Pilih alpukat yang matang, tetapi tidak terlalu matang. Potong dengan kulitnya.
 
Tadinya Rei tidak terlalu suka kentang kukus. Terus saya beri sedikit rasa *nyuri start nge-resep*, mencampur kentang dengan bawang putih dan oregano sebelum dikukus. Ternyata dia sukaaaa.


Kentang + bawang putih + daun oregano kering. Dikukus.
 

Ketika Rei batuk pilek, saya coba berikan buah bit yang kaya vitamin untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Tetapi dia kurang suka bit. Ketika disajikan dengan timun, yang diambil timun semua. Ketika diberikan bersama buah naga, yang diambil buah naga.

Bit dan buah naga. Ungu-putih.
Nah, ini sayur kesukaan Rei.

Buncis, sawi mini, brokoli. Dikukus


Tetapi sebenarnya buncis paling enak dipanggang atau sangrai di atas fry pan. Buncis yang dipanggang akan lebih gendut, banyak airnya, daripada buncis yang dikukus atau direbus. Gill Rapley memang menyarankan agar buncis dipanggang. Saya sudah coba dan Rei suka buncis panggang. Fotonya akan ada di posting lain tentang makanan dengan resep.


Rei juga suka lobak kukus.

Sayur labu juga kesukaan Rei. Dia belum suka tempe, soalnya lembek, jadi dia bejek-bejek saja.

Rei tidak suka ubi kukus, karena padat, lembek dan kayaknya 'seret' di leher. Ketika diberikan ubi tanpa makanan pendamping lainnya, dia tidak terlalu mau makan. Ketika disajikan dengan brokoli, dia pilih brokoli.

Tetapi kayaknya sajian ini terlalu kontras ;p

Sekian dulu bahasan food platter-nya Rei. Kalau ada foto makanan yang luput di-upload, akan disusul. Menyusul pula posting tentang makanan Rei saat usia 8 tahun, yang sudah pakai resep dan campur-campur. Ciaaoo!







Kamis, 03 Mei 2012

Strawberry Toasts

Suddenly, this home was full of strawberries, ubi cilembu, carrots, avocados, juicy tubers (bengkoang), radishes, corns, mini tomato and onions. My parents followed on Reva's school vacation to Taman Matahari Cisarua and got back home by bringing all that exotic agric goods. I could offer Little Big Rei some of them, but not strawberry. It's just too sour and the citrus is allergic potential.

Since bread, dark chocolate and butter are available, I grabbed them and brought to kitchen. With some strawberries and only with a little effort, voila! I made two pairs of strawberry toast and brought them to terrace, showing Addies who was doing a motorbike wash in that early evening. He made a big smile and said: "What on earth that you cannot make, sayang? You are so creative. I wonder."



I keep eating and smiling. *You are lucky to have me, sayang*  ;-)

Kamis, 19 April 2012

Baby-led Weaning Part 3: The Funny Things


Melihat Little Big Rei mengenyot-ngenyot dan belepotan dalam acara makan rasanya sudah lucu sekali. Tetapi beberapa kejadian menambah kelucuan, misalnya Rei pipis dan pup di tengah acara makan.

"Hmmm, momma, kayaknya aku pupup deh ..."

Rei biasanya hanya pakai celana pop, tidak pakai popok, kecuali saat berpergian dan tidur di malam hari. Karena Rei masih dipangku ketika makan, baju saya ikutan belepotan urin dan pupup. Kalau pipis, biasanya saya biarkan saja sampai acara makan berakhir. Lagian saya sudah terbiasa ikutan belepotan. Tetapi kalau pup? Waduuh,  kasihan dia dan saya tidak nyaman. Terpaksa saya pause dulu untuk me-lap patpat-nya dan ganti celana baru. Biasanya dia kesal karena acara makan jadi terganggu. Sebenarnya saya agak was-was bila Rei pupup di tengah makan, khawatir bila itu reaksi intoleransi makanan secara langsung. Tetapi saya sendiri belum merasa jelas jawabannya. Apa mungkin dia terlalu excited? Saya kalau sedang excited tentang sesuatu, langsung mules-mules dan finally end up in the toilet! Hahaha. Jangan-jangan Rei menurunkan bakat ini.


Rei juga bisa tiba-tiba ngantuk di tengah acara makan dan merengek-rengek. Makanan dilempar-jatuhkan. Tadinya saya bingung apakah karena tidak doyan atau kenyang. Tetapi Rei nyeruduk-nyerudukkan kepalanya ke payudara saya, ternyata minta nenen dan diboboin. Oalaaa, padahal sebelum acara makan, dia sangat bersemangat *indikasi semangat: kakinya nendang-nendang*. Acara makan langsung dihentikan dan diganti acara bobo. Akhirnya saya yang jadi trash bin, makan makanannya, merasa sayang bila terbuang.


Kebalikannya, Rei juga bisa tertawa ngakak geli di tengah acara makan. Ini karena ulah si kakak Revani (keponakan saya) yang suka mengajak bernyanyi, mengoceh dan beratraksi di depan Rei. Jadi sambil mengunyah, Rei bisa tergelak-gelak. Saya ikutan geli, tetapi khawatir juga bila Rei tersedak. Sedangkan, Reva yang berusia 4 tahunan, sungguh tidak bisa dilarang untuk tidak mengganggu Rei bila sedang makan. Diajak makan bersama juga tidak mau karena perutnya sudah kenyang setelah makan di sekolah.

Gusi Rei sudah mulai gatal, jadi dia lampiaskan pada makanan. Dia gigit-gigit makanan dengan gemas. Seperti dibahas pada posting BLW part 1- Lancar dan Berantakan, Rei bisa memotong makanan keras dengan gusinya, seperti daging melon hijau (yang dekat kulit buah). Syukurlah, ada pelampiasannya, daripada puting PD saya yang digigit-gigit, wataaaww sakitnya mana tahan. Biasanya saking gemasnya, sambil menggigit makanan yang dipegang, Rei mengepalkan tangan satunya lagi yang kosong (tanpa makanan) dan menggoncang-goncang kepalannya, bagai bergaya Briptu Norman dengan lagu India-nya. Hueheheh. 

Begini kalau Rei lagi gemas
Ketika Rei selesai makan, sambil merapikan makanan sisa, saya masukkan satu-satu ke mulut saya *pemulung mode on*. Ada makanan yang masih utuh, ada yang sudah tercabik gusi Rei. Ketika Rei melihat saya makan, dia meraih makanan yang saya pegang dan masukkan ke mulutnya. Wah, tidak ikhlas nih nak?.

Kadang Rei bisa tidak mood sama sekali untuk makan sesuatu. Setiap mengambil makanan dan memasukkan ke mulut, dia merengek-rengek dan melempar makanannya. Saya coba ganti makanan, tetapi dia tetap tidak bergairah.  Saya belum mengerti mengapa, tetapi akhirnya menyimpulkan: yah, namanya juga baby-led. Okelah nak, you’re the boss! Momma nurut saja. Kita maen-maen yuk.

Baby-led Weaning Part 2: Rei’s Food and His Intolerances

Dengan pendekatan atau metode Baby-led Weaning, Little Big Rei (6 bulan, 23 hari) makan dua kali sehari, mungkin akan menjadi tiga kali sehari seiring bertambah usia dan kebutuhannya. Di pagi hari, Rei makan sayur dan di sore hari makan buah. Tetapi kadang jadwal ini bisa berubah tergantung kondisi.

Sejauh ini, Rei sudah makan:
Sayur: brokoli, kembang kol, labu siam, timun, terong, buncis, wortel, jagung bayi. Semua sayuran ini dipotong menjadi batangan  yang dapat digenggam dan dikukus. Buah: apel kukus, kiwi, melon, pear kukus, pisang, pepaya, jeruk baby, alpukat.

Rei paling antusias makan brokoli, jeruk baby, alpukat dan melon. Buah yang tidak disukai Rei adalah apel washington (apel berkulit merah ungu). Mengapa ya kalau makan apel kukus, Rei kurang antusias? Mungkin karena rasanya asam? Tetapi apel ini tidak menimbulkan alergi pada Rei.

Bersama poppa makan brokoli. Kadang-kadang poppa bandel, nyolong brokoli Rei.

Setelah konsultasi dengan DSA, Little Big Rei belum boleh makan telur paling tidak selama setahun dan belum boleh makan seafood, paling tidak selama dua tahun. Dalam beberapa posting sebelumnya, saya bercerita tentang menurunnya riwayat alergi pada Rei dari orangtuanya (lebih banyak dari poppa-nya). 

Sayur dan buah dikatakan oleh DSA sebagai less-allergenic food. Namun ternyata tidak terlalu demikian pada Rei. Kulit Rei ternyata sensitif terhadap getah. Rei intoleran terhadap terong dan labu parang. Setelah makan kedua sayur dan buah itu, ada banyak ruam merah di area kontak langsung, yaitu dagu, mulut dan pipi. Ruam yang disebabkan terong masih lebih besar daripada ruam dari labu parang. Menurut artikel ini dan ini, kontak langsung dengan terong oleh bayi atau toddler memang dapat menyebabkan ruam pada wajah. Terong memiliki konsentrasi histamin yang tinggi, serta protein dan pigmen potensi alergi. Karena reaksinya jelas dan cepat, saya tidak memberlakukan 4-day rule lagi, langsung STOP! Kasihan Rei.

Setelah makan terong kukus ini, Ompung boru (nenek) laporan ada ruam besar-besar di wajah Rei
Getah dari timun juga sedang diselidiki. Setelah makan timun, Rei berbintik merah (bukan ruam besar) di sekitar dagu dan mulut. Pemberian timun harus diulang lagi untuk melihat reaksinya. Selain itu, setelah makan pepaya, besoknya Rei pupup sampai 4 kali sehari, yang lebih cair dari biasanya. Saya belum coba memberikannya pepaya lagi. Kasihan nanti dubby—nya merah-merah karena keseringan pupup.

Di suatu hari Minggu, Rei berpiknik di Taman Wiladatika Cibubur, makan timun dan jeruk baby

Untuk buah yang teksturnya lembut dan sulit dipegang oleh Rei, seperti pisang dan alpukat, saya modifikasi teknik pemberian makannya. Buah pisang bisa dipegang oleh Rei. Sebelum dibuka kulitnya, buah pisang dicuci, kemudian dikupas sampai meninggalkan sedikit kulit di bagian bawah untuk dipegang Rei dengan tangan. Rei bisa mencaplok daging pisang di atasnya. Tetapi daging pisang akhirnya patah dan blenyek *apa sih bahasa yang tepat?*, jadi saya kerok daging buahnya dengan sendok silicon merk Tollijoy dan menawarkannya pada Rei. Kalau sudah melihat sendok favoritnya itu, Rei langsung cepat-cepat meraihnya. Daging pisang di sendok lantas dicaplok.

Sedangkan untuk alpukat, tangan Rei belum bisa merauk dagingnya yang lembut, meski dia sudah mengubek-ngubek alpukatnya. Padahal dia suka sekali alpukat. Akhirnya langsung saja saya tawarkan alpukat dengan sendok, tetapi tidak disendoki. Rei menyendoki dirinya sendiri. Mudah-mudahan teknik ini masih bisa disebut BLW. Yang penting buat saya, Rei belajar dan makanan yang terbuang minimal.


"Tolong doong, foto aku!'
"Buahnya lembut, tapi kok nyangkut ya?"
"Eeeeits... salah masuk!"