Jumat, 25 Mei 2012

Bayi Batuk Pilek: Flu vs Alergi

Setelah mengalami apa yang saya tulis di posting yang ini dan mengamati sendiri bedanya batuk pilek yang disebabkan oleh virus influenza dengan batuk pilek (batpil) sebagai reaksi alergi pada anakku Little Big Rei, maka saya merasa penting untuk menuliskannya di blog ini. Siapa tahu ada yang membutuhkan.

Semua ini saya rangkum dari pengalaman sendiri, googling, konsultasi dokter dan mendapatkan pengetahuan dari Grup FB Baby-led Weaning (anggotanya sebagian besar terdiri dari para ibu yang cerdas, kritis, bijak dan selalu membantu).

Here we go...


BAYI BATUK PILEK KARENA VIRUS INFLUENZA

Ciri khas:
- Dapat disertai demam atau panas tinggi. Berlangsung sepanjang hari.
- Dahak atau lendir keluar dalam rongga pernafasan sebagai pertahanan tubuh bayi dalam mengepung kuman penyakit. Dahak ini sulit dikeluarkan oleh bayi, jadi nafasnya grok grok.
- Sembuh dalam kurun waktu 3 sampai 10 hari. Ada juga dokter yang bilang, sembuh dalam 2 minggu.

PENTING! Penyakit batpil karena virus influenza sesungguhnya tidak memerlukan antibiotik dan obat! Virus tidak dapat dimatikan dengan antibiotik (AB). Penyakit batuk pilek malah bisa berkepanjangan bila diberikan antibiotik, apalagi ditambahkan paten-nya, demi penasaran kenapa AB sebelumnya kurang tokcer. Ngeri deh, dokter-dokter kita suka sembarangan memberikan AB dan akhirnya bayi-bayi kita jadi korban. Orangtua (khususnya ibu) tambah frustasi dan khawatir.

Virus influenza melemah bila kekebalan tubuh meningkat. Karena itu, yang perlu dilakukan orangtua adalah meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan ini bisa dilakukan secara alamiah, tanpa antibiotik, obat atau vitamin pabrikan.

Bayi yang batuk pilek karena virus influenza, hanya memerlukan ASI atau cairan yang banyak. Bila sesak nafas karena asma, pernafasan bisa dilegakan dengan penguapan ruangan. Saya merebus air dengan tambahan herbal atau rempah seperti daun mint, daun oregano, kayu manis dan cengkeh. Hati-hati dengan cara ini. Bayi harus dijaga agar tidak kena panci atau air panasnya.


Penguapan ruangan
Saya memijat dada dan punggung Rei dengan minyak telon + daun mint + biji pala. Pijat ala fisioterapis seperti ini. Tengkurapkan bayi. Dadanya diganjal bantal empuk, supaya ada kemiringan untuk gravitasi, yaitu turunnya dahak ke saluran cerna. Lalu punggung bayi bagian atas ditepuk-tepuk dengan tangan kita. Posisi telapak tangan melengkung, seperti tempurung. Bunyi tepukan seperti bunyi kosong yang nyaring.



Berjemur jam 06.30, sebentar saja

Rei diberi makanan bergizi, berair dan kaya Vitamin C dan Zinc untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Jika bayi makan dengan metode baby-led weaning, bisa disediakan untuknya potongan daun mint, labu siam kukus, paprika, jeruk baby, pear, wortel, bit, lobak, timun, dll. Kunyit dan kencur juga dapat meredakan batuk. Perasan air kunyit dapat dicampur pada nasi, menjadi nasi kuning.


Bayi yang makan dengan metode BLW bisa langsung menyantap ini

Sementara itu, inhalasi dan nebulasi dengan cairan NaCl perlu dilakukan hanya bila bayi terkena asma atau sesak nafas. 
BAYI BATUK PILEK SEBAGAI REAKSI ALERGI

Ciri khas:
- Tidak disertai demam atau panas tinggi.
- Batuk dan pilek lebih parah di malam dan pagi hari, mereda di siang dan sore hari.
- Dahak atau lendir keluar dalam rongga pernafasan sebagai pertahanan tubuh bayi. Dahak ini sulit dikeluarkan oleh bayi, jadi nafasnya grok grok.
- Tidak sembuh dalam waktu 2 minggu bahkan berbulan-bulan, bila penyebab alerginya (allergen) tidak dihindari.

Bila salah satu atau kedua orangtua alergi, bayi berpotensi alergi dengan penyebab yang belum tentu sama dengan orangtuanya. Penyebab alergi potensial adalah makanan (produk susu, kacang-kacangan, telur, dll), debu, bulu, serangga, hawa panas, hawa dingin. Informasi tentang alergi pada anak dapat dibaca di sini.

Identifikasi penyebab alergi agar reaksinya dapat dicegah. Amati gejala alergi lainnya selain batuk pilek, misalnya sering buang angin, mencret, muntah, gatal, dll. Pengobatan alergi dengan anti histamin bukan jalan yang terbaik, karena bila penyebabnya tidak dicegah, batuk pilek akan kerap datang. Pencegahan alergi akan lebih efektif dan bayi dapat hidup lebih sejahtera.

Alergi bisa di-tes dan inilah yang ingin saya lakukan untuk Little Big Rei (8 mo). Menurut dr. Widodo J, tes alergi pada kulit tidak selalu akurat dan membantu, karena ini hanya ditujukan untuk jenis alergi dengan reaksi cepat. Diagnosis alergi makanan hanya dipastikan dengan Double Blind Placebo Control Food Challenge (DBPCFC) atau eliminasi provokasi makanan. Apa dan bagaimana itu? Nah, itulah yang mau saya pelajari heheheh. Sepertinya harus datang ke kliniknya nih ;-))

5 komentar:

  1. Thank you sharingnya, Momma! :)

    Muhammad-ku kayaknya alergi. Mau coba Modifikasi Eliminasi Provokasi Makanan Terbuka tapi kok kayaknya berat banget ya? Huhuhu. Tapi musti dicoba, demi anak :).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih jg kunjungannya momma hana! emang berat eliminasi provokasi tp stlh itu pasti lega lihat anak gak alergi. Sesungguhnya anak itu lbh sejahtera kalo gak kedatangan alergi. Salam sun utk si kecil muhammad!

      Hapus
  2. anak saya berumur 9 bulan juga alergi susu sapi dan soya sekarang pakai susu neocate.. gejalanya batuk pilek, mencret... makanan apa yang dapat menghilangkan alergi ?

    BalasHapus
  3. saya mau tanya, bayi boleh diberi konsumsi daun mint usia berapa ya?

    BalasHapus
  4. Anak saya baru usia 6 bulan bapil karena alergi dari usia 4bulan bapilnya sembuh berapa hari terus kambuh lagi sudah ke dokter tapi masih tetap bapilnya

    BalasHapus