Sabtu, 23 Juni 2012

Lupakan Sejenak Mainan Bayi


Langit, semilir angin dan air. 
Pohon yang bergoyang, buah, daun, cabang dan rantingnya
Gerak lalat, semut dan kupu-kupu. 
Kicauan burung dan eongan kucing. 
Potongan makanan: sayur, buah, paha ayam.
Barang-barang orang dewasa: buku, kabel, tali temali, handphone, Android pad,dll

Little Big Rei tergila-gila dengan semua itu. Bermain dengan mereka.
Mendengar, meraba, mengamati, merasakan.
Menggenggam, menghisap, mengunyah.

Ini kaktus, nak!

Sebaliknya, Rei cepat bosan dengan mainan bayi. Sudah sadar pula bahwa diberi mainan bayi sama artinya bahwa sebentar lagi ditinggal emak *masak, nyuci, mandi, makan*. Jadi dia terima mainan itu dengan mewek.

Suatu saat, di atas pangkuan saya, Rei pernah ternganga dengan semprotan air dari selang yang dipegang ompungnya. Matanya tak berkedip melihat dan mendengar air muncrat yang membuat tanaman bergoyang. Rei telah menginspirasi saya untuk memandikannya di bawah pancuran air, tidak di bak yang airnya sudah diisi. Dia begitu semangat, tertawa cekakak cekikik. Matanya berkilat. Tangannya meraih air yang mancur, ingin menggenggam. Kakinya bergerak seperti lele dumbo.

So I’ve been thinking lately about how babies actually could stimulate their cognitive and motor. 

Sesungguhnya kita tidak perlu membeli mainan bayi yang mahal dan sophisticated, tidak perlu meng-update mainan bayi tercanggih dan terbaru. Lupakan sejenak the stupid toys berbunyi krincing-krincing atau tetot-tetot. 

Bayi dapat menstimulasi kognitif dan motoriknya sendiri, belajar yang natural di sekelilingnya. Tinggal amati ke mana mata, tangan dan kakinya mengarah dan mengikuti intuisinya. Orang dewasa hanyalah fasilitator.

Oh, Little Big Rei, I have been learning a lot from you ;-))

"Kalau ini adenium, sayang".

"Sebentar lagi, momma panen cabe nih."
Rei suka sekali bunga ini *momma gak tahu namanya*.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar