Merusak nama baik lebih gampang dari memeliharanya. Cukup berbuat
sedikit kecurangan yang merugikan orang lain, maka 180 derajat citra seseorang akan beralih rusak. Karena satu titik, rusak susu sebelanga. Tapi karena hitungan kecurangannya
milyaran, maka lebih tepat pepatahnya menjadi: “karena satu belanga, rusak susu
se-empang”.
|
Gambar 'dicomot' dari pencarian di google |
Begitulah nama Angie (Angelina Sondakh) yang direpresentasikan
media sebagai tipikal
“perfect woman’’,
yang dulu disanjung dan dipuji karena keindahan, kecerdasan, kepedulian dan
kebijaksanannya. Akibat indikasi korupsi, kini dia dikecam dan dicibir masyarakat.
Karakter baiknya luntur seketika. Jawabannya
di pengadilan *tidak punya BB Yang Mulia, tidak pernah Yang Mulia, tidak tahu Yang
Mulia* langsung jadi olok-olok media dan masyarakat. Beredarlah gambar Anggie,
the Pinokio. Si hidung panjang.
Memang rakyat tetap perlu menjaga ‘praduga tak bersalah’,
tapi dengan belajar berita, rasanya sulit bagi saya dan masyarakat umumnya
untuk percaya bahwa Angie ‘bersih’. Negara yang patut dikasihani ini berisikan masyarakat dengan kejenuhan
tingkat tinggi akan permainan hukum. Lagian, ini soal rakyat miskin yang mengalami
kelangkaan akan hidup yang layak akibat milyaran rupiah dari haknya
dikorupsi oleh pejabat rakus. Maka sulit bagi Angie untuk memperoleh
simpati. Ooh Angie, you disappoint.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar