Mumpung matahari sedang tersenyum dengan manisnya, tadi pagi saya berjemur dengan Little Big Rei di depan rumah orangtua saya. Lalu, lewatlah dua ibu yang suka bersih-bersih jalanan di komplek, yang terpana melihat Little Big Rei. Dulu waktu saya hamil 7-9 bulan dan rajin jalan-jalan pagi, saya sering mengobrol dengan kedua ibu ini. Melihat Little Big Rei, mereka berdua lantas sepakat bahwa anakku cepat besar, padahal masih berusia empat bulan. Mereka belum lama melihatnya masih merah.
Salah satu ibu bertanya: “Dedeknya minum ‘susu kita’ ngga?”. Heehh, maksudnya? Terus dia perjelas dengan meraba payudaranya. Oooh maksudnya ‘Susu Kita’ itu ASI toh, bukan merk susu, pikir saya. Terus saya bilang: “Iya bu, ASI”. Dia lantas bilang “Ya kalo susu kita, bayinya cepet gede. Bagus, nanti jarang sakit.”
Lalu saya iseng bertanya *dasarotakpeneliti*: “Di kampung sini, rata-rata ibu-ibu ngasih susu kita atau susu kaleng bu?. Oya, komplek rumah ortu saya ada di bilangan Cibubur, yang di sekitarnya ada perkampungan penduduk asli bersuku Sunda-Betawi. Lalu si ibu menjelaskan bahwa ibu-ibu di kampung itu rata-rata memberikan ‘Susu Kita’. Saya lanjut membalas: “Bagus dong bu, soalnya banyak ibu-ibu yang cepat putus asa kalau ASI ngga keluar, terus langsung kasih susu kaleng.”
Si ibu membalas lagi: “Oooh neng, biar tetek kita banyak aernya, kita makan sayur katuk yang banyak. Terus kalo di kampung sini mah, tetek kita pijat dan gosok pakai kolor suami, nanti aer teteknya banyak.” Haaahh, gubraaakk!?! Saya bilang: “Jorok dong bu.” Dia balas: “Enggak lah, kolor yang bersih atuh.”
Habis itu, saya ceritakan suami saya tentang ‘susu kita’ dan ‘kolor’ ini. Dia terbahak. Kami berdua membahas korelasi keduanya dan berspekulasi. Spekulasi A: rangsangan dari elusan yang menggunakan kolor suami mungkin bisa membuat ibu rileks dan memunculkan milk ejection reflex. Spekulasi B: itu hanya mitos belaka.
Oke bu, yang penting kita sepakat bahwa Susu Kita itu TOP BGT yaa. Yang ini jelas bukan mitos. Heheheh :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar